belajar bersyukur dan menerima .

Standar
bangga menjadi POLISI

bangga menjadi POLISI

Kalau Semangat mendorongmu biarkan alasan yang memegang kendali .

Adagium diatas sangat cocok dengan perasaan saya saat melihat calon taruna 2009 yang lagi diseleksi di AKPOL saya mengingat kenangan saat saya sangat mempunyai semangat yang sangat tinggi mengikuti seleksi calon taruna tahun 1999 .dari tahapan sub panitia daerah ,panitia daerah sampai wearving panitia pusat di magelang bertempat di Akademi Militer selama sebulan ,mengikuti rangkaian tes dengan rasa berdebar sampai menunggu pengumuman lulus atau tidak nya menjadi taruna .Pada saat itu taruna Akmil bermain drum band untuk memberikan motivasi supaya kami melakukan tes dengan sebaik-baiknya .Alasan saya menjadi taruna saat diwawancara saat seleksi adalah untuk berbakti kapada masyarakar dan siap ditempatkan dimana saja di seluruh wilayah nusantara .Tahun 1999 adalah wearving terakhir dan seleksi terakhir untuk seleksi calon taruna Akpol dilaksanakan bersama seleksi Akademi TNI  karena pisahnya Polri dengan TNI .Kenangan ini membuat rasa bersyukur bagi saya kepada TUHAN atas berkatnya karena saya bisa menjadi POLISI karena mengenang sulitnya  tahapan-tahapan seleksi sampai mengikuti pendidikan sampai  Prasetya POLRI di istana negara sampai dinas hingga saat ini.semoga CALON TARUNA 2009 ini yang lulus menjadi TARUNA akan bersyukur dan mencintai pekerjaan POLISI yang akan menjadi pelayan masyarakat karena harapan masyarakat sangat besar terhadap pelayanan POLRI .Karena AKPOL adalah dapur dari calon-calon KA SPK ,KANIT Kasat,KAPOLSEK,KAPOLRES,KAPOLDA  di seluruh wilayah nusantara  hingga KAPOLRI betapa sayangnya kalau sudah menjadi Taruna AKPOl tidak ada rasa syukur dan mengikuti pendidikan dengan berpikiran  “yang penting LULUS menjadi perwira” sehingga ada istilah kambing diikat saja menjadi perwira .Karena MASYARAKAT menunggu darma Bakti TARUNA di wilayah !! Rasa kebanggaan menjadi Taruna akan menjadi Alasan untuk pondasi untuk menjadi perwira yangberkarakter dan bermoral sesuai dengan Grand Strategi POLRI .Jangan setelah menjadi taruna menjadi takut dan cengeng karena akan ditempatkan di wilayah yang jauh .

I LOVE MY JOB

Penilaian kerja pengasuh AKPOL

Standar
dies natalis PTIK LII 2009

dies natalis PTIK LII 2009

Satuan kerja dapat dilihat dari dua hal;produk dan pemimpinnya .Ada satuan kerja yang produknya sukses ,tetapi dikelola pemimpin yang buruk .suksesnya tidak lama .Tetapi satuan kerja yang dikelola orang yang tepat ,produknya akan sukses dan lama

Dengan adanya paradigma baru mengenai penilaian kerja pengasuh Taruna AKPOL secara kuantitatif yang dinamakan Pengasuhan Berbasis Kinerja”diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diskripsi pekerjaan yang harus dilakukan oleh pengasuh yaitu Patunton ,Patunkie sampai kepala Detasemen dalam lingkungan kerja Korps taruna siswa AKPOL, dan dapat merumuskan tugas individual personel secara rinci, ini bertujuan untuk meminimalisir kerumitan dan ketidakpastian dalam hal pengukuran/pemberian nilai kinerja. Dengan penggunaan batas-batas angka yang secara jelas menggambarkan batas-batas dari sebuah pelaksanaan tugas diharapkan penilaian dapat memberikan penilaian secara lebih obyektif dan tepat, untuk keperluan kemajuan organisasi maupun perkembangan karir dari personel Polri tersebut.

Ukuran kinerja tentu berbagai bentuk pelayanan kepada taruna . Semuanya harus terukur secara kuantitatif dan dimengerti oleh berbagai pihak yang terkait, sehingga nanti pada saat evaluasi kita bisa mengetahui, apakah kinerja sudah mencapai target atau belum. Michael Porter, seorang profesor dari Harvard Business School mengungkapkan bahwa kita tidak bisa memanajemeni sesuatu yang tidak dapat kita ukur. Jadi, ukuran kuantitatif itu penting. Organisasi yang tidak memiliki indikator kinerja, biasanya tidak bisa diharapkan mampu mencapai kinerja yang memuaskan para pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Di dalam penilaianKinerja secara kuantitatif Terdapat suatu mekanisme performance appraisal atau penilaian kinerja yang relatif obyektif, yaitu dengan melibatkan berbagai pihak. Konsep yang sangat terkenal adalah penilaian 360 derajat, di mana penilaian kinerja dilakukan oleh atasan, rekan sekerja, pengguna jasa, serta bawahan. Pada prinsipnya manusia itu berpikir secara subyektif, tetapi berpikir bersama mampu mengubah sikap subyektif itu menjadi sangat mendekati obyektif. Dengan demikian, ternyata berpikir bersama jauh lebih obyektif daripada berpikir sendiri-sendiri. Ini adalah semangat yang ingin dibawa oleh konsep penilaian 360 derajat. Walaupun banyak kritik yang diberikan terhadap konsep ini, tetapi cukup banyak yang menggunakannya di berbagai organisasi.Pola kerja yang lama yang telah melekat atau membudaya akan dirubah menjadi pola kerja baru dalam meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas keinerja pengasuh AKPOL.maka kegiatan pengasuhan dapt dinalisis ,dievaluasi dan dinilai yang outputnya merupakan hasil akhir yang dapat menjadi pedoman bagi pemberian reward and punishment.Jadi pengasuhan AKPOl harus memiliki standard yang mengacu kepada “Merit system”.Penilaian ini akan menghasilkan 3 kategori yaitu bad ,fair dan good .Tolak ukur kinerja /standard  performance seorang pengasuh dapat mempunyai target seperti dalam satu minggu minimal melakukan delapan kegiatan pokok pengasuhan yang isinya sebanyak 15 blangko perminggu dan dalam satu bulan akan direkap menjadi 60 blangko dengan pembuktian supaya akuntabel .Dari pengukuran kinerja ini diharapkan pengasuh dapat bekerja secara terencana dengan target kinerja yang jelas .Semoga pelaksanaan dari sistem pengasuhan berbasis kinerja dapat berjalan dan pengasuh dapat menyesuaikan ,pola ini juga akan menjadi bukti kinerja pengasuh bila pimpinan menilai pengasuh secara tidak subyektif  dalam bekerja mengasuh tarunanya .sehingga sistem dapen polri  yang sudah lama dapat diganti dengan pengukuran penilaian kinerja secara kuantitatif.

Harapan adalah impian yang terbangun .GBU