SKS (sistem kebut semalam )….saat ujian

Standar
ujian PTIK

ujian PTIK

Ternyata bukan gunung yang harus kita taklukan ,melainkan diri kita sendiri .

Pengalaman paling berkesan saat mengikuti pendidikan taruna AKPOL dan kuliah di PTIK ada istilah SKS ..untuk siswa yang mepunyai daya ingat tinggi diatas rata-rata mungkin mudah untuk menghapal dengan sistem “jembatan keledai”atau berbagai teknik belajar apalgi rekan -rekan saya yang lulusan dari SMU taruna Nusantara karena mereka sudah terlatih untuk cepat mengerti intisari dari perkuliahan karena sistem belajar mereka yang terbiasa dari smu TN Magelang .Mata kuliah di AKPOL dan PTIK adalah campuran dari mata kuliah Fungsi Kepolisian,sosial dan hukum sehingga dibutuhkan hapalan ,pengertian dan analisa pada saat menjawab ujian tertulis ,banyaknya dan padatnya bahan perkuliahan membuat mahasiswa berusaha mencari kisi-kisi atau tentir dari dosen perkuliahan supaya saat ujian para mahasiswa atau taruna bisa terfokus menganalisa apa yang akan dipelajari  saat ujian .Saat mendapatkan tentir taruna atau mahasiswa yang menghapal tentirnya atau ringkasannya tanpa mencari referensi dari diktat atau buku yang sudah ditentukan oleh dosen lalu  akan terjebak menghapal ringkasan saja sehingga nilai ujian tidak sesuai yang diharapkan .SKS menjadi cara singkat mahasiswa untuk menghapal saat menghadapi ujian karena persiapan yang kurang dan daya kemampuan menghapal jadi menjawab menjadi tidak optimal.ini hanya pengamatan dari pengalaman saya  yang mengetahui kemampuan kita sendiri hanya kita jangan mencoba sistem SKS kalau tidak memiliki kemampuan menghapal diatas rata cobalah dengan cara belajar  yang lebih sesuai dengan kemampuan kita saat manghadapi ujian.

Jika anda tak mengerti batas kemampuan ,Anda tidak akan meraih banyak dalam hidup!!!

3 pemikiran pada “SKS (sistem kebut semalam )….saat ujian

  1. lia sutisna latif

    Merujuk wacana di atas, ini bisa dikaitkan pada psikologi belajar dan psikologi kognitif dalam belajar.

    Salah satu objek dalam proses belajar adalah ingatan (memory). Memang salah satu yang memengaruhi individu cepat atau lambatnya dalam mengingat dipengaruhi oleh tiga ranah, yaitu fisik (dalam keadaan sakit, apakah seseorang mudah untuk menyimpan ingatannya), kognitif (terkait dengan kapasitas intelektual atau IQ seperti salah satu yang dideskripsikan oleh Mas Dwiasi), serta emosi (keadaan psikologis seseorang dalam mengingat, saat emosi negatif menghampiri (marah atau kecewa) dapat menghambat seseorang untuk menyerap informasi/hal-hal yang bersifat faktual)

    Dalam belajar, setiap orang memiliki style atau gaya dalam belajar untuk mengingat adalah berbeda-beda. Umumnya terbagi atas dua, yaitu pembelajaran visualisasi dan auditori.

    Pembelajaran secara visualisasi menunjukkan individu akan cepat menyerap informasi dan menyimpannya (storage) jikalau ia dengan bantuan petunjuk verbal seperti buku, tulisan, ataupun grafis/gambar yang bergerak sekalipun.

    Pembelajaran secara auditori menunjukkan individu dalam belajar akan cepat menyerap informasi jika hanya dengan mendengar saja dibandingkan ia harus membaca buku sendiri.

    Dan kembali lagi, segala sesuatu memang dibutuhkan persiapan. Sekalipun individu tersebut memiliki kapasitas intelektual yang tinggi namun nilai ketelitian nya perlu juga diperhatikan dan jangan sampai time oriented dijadikan sebagai acuan utama dalam belajar.

    Selamat belajar!

Tinggalkan Balasan ke A Kurniawan Batalkan balasan